Rabu, 24 Oktober 2012

INDONESIAN LAWYER CLUB


Saling Menghujat
Penilaian sebagian orang, termasuk pemimpin acara Indonesian Lawyer Club [ILC], mengatakan acara ini adalah yang paling bergengsi di Indonesia. Hampir semua profesi yang hebat-hebat diundang sepekan sekali, dengan setting acara yang kelihatannya mewah, di atur secara round table, layaknya acara pesta makan minum, tetapi isinya adalah perdebatan.
Profesi yang hebat-hebat, seperti pengacara, advokad, akademisi, anggota legislatif [politikus], eksekutif [pemerintah] , budayawan, agamawan, artis, seniman, tentara, polisi, dan sebagainya. Termasuk para mahasiswa hukum yang sedengan belajar untuk pandai berdebat.
Bila salah seorang peserta dalam diskusi [perdebatan] tersebut dipatahkan argumentasinya, maka sorak sorai hadirin cukup riuh dengan penuh rasa kepuasan merendahkannya. Namun, hebatnya, tiada seorangpun yang marah, apalagi sampai terjadi adu fisik, seperti yang pernah kita saksikan di gedung DPR, para wakil rakyat beradu fisik, tanpa rasa malu. Tapi menurut saya, mungkin saja di acara ILC tersebut ada diantara mereka yang benar-benar tersinggung di dalam hati, namun tidak menampakkannya, atau bahkan mungkin ada yang sampai menyimpan rasa dendam dalam hati.
Aib pribadi, partai politik, instansi, dan seterusnya dikupas habis dengan begitu vulgarnya, sampai benar-benar puas, tanpa rasa malu ditonton jutaan pasang mata. Saling ngumpat, saling hujat, bahkan sampai aib pribadipun dibicarakan. Saling menyalahkan, saling membodohkan, dan saling mengeluarkan kata-kata/istilah/pepatah yang merendahkan martabat lawan bicara. Telihat adanya kepuasan pada wajah-wajah mereka, bila telah mematahkan argumentasi lawan bicaranya. Namun sekali lagi hebatnya, tidak terjadi adu fisik, walau pembicaraan sudah mengarah kepada pelecehan profesi atau pribadi. 

Paradigma Islam dalam berdiskusi:
QS. Al-Hujarat [49] ayat 12:
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

QS Al-Ahzab [33] ayat 70: 
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar [baik].

QS. Al-Ankabut [29] ayat 46:
Janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang dzolim di antara mereka.

 QS. Qof [50] ayat 18:
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.

Seharusnya, setiap kita senantiasa memelihara lidah dari perkataan yang dapat menyakitkan sesama manusia. Berdebat dengan ahli kitab saja, kita diwajibkan dengan cara yang ahsan [santun], kecuali ahli kitab yang dzolim. Terminologi ahli kitab pada zaman Rasulullah saw, adalah penganut Yahudi dan Nashrani yang masih memegang teguh kitab Taurat dan Injil.

Rasulullah saw:
Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya berkata baik atau diam [Bukhari, Muslim dari Abu Hurairoh ra].

Seakan-akan Rasulullah saw, berkata: orang yang berbicara sampai menyakitkan orang yang mendengar, adalah orang yang lemah imannya dan lemah keyakinannya terhadap hari akhir.
Suatu ketika, Abu Musa ra, bertanya kepada Rasulullah saw, siapakah yang paling mulia diantara kaum muslimin?. Jawab Nabi saw: adalah orang muslim yang semua orang selamat dari lidah dan tangannya [Bukhari, Muslim].
 
Jaminan Rasulullah saw:
Saya jamin baginya untuk masuk Sorga, yaitu orang menjaga diantara dagunya dan diantara pahanya. Maksudnya, adalah lidah dan kemaluan.
Jadi sungguh mudah untuk masuk ke dalam Sorga, apalagi hal ini telah dijamin oleh Rasulullah saw. Jaga lidah dan kemaluan, kecuali terhadap yang telah dihalalkan.
Ibni Umar ra berkata: Rasulullah saw, bersabda, jangan banyak bicara selain dzikr kepada Allah swt, karena banyak bicara dapat menyebabkan kerasnya hati.
Uqbah bin Amir ra, bertanya kepada Rasulullah saw: apakah yang dapat menyelamatkan?. Jawab Nabi saw: tahanlah lidahmu.
Abu Sa’id Alkhudry, berkata: bersabda Rasulullah saw: setiap pagi semua anggota badan berkata kepada lidah, takutlah kepada Allah dalam memelihara keselamatan kami, sebab keselamatan kami tergantung kepadamu. 

Imam syafi’i rahimahullah, berkata: setiap akan berdebat, maka demi Allah saya berdo’a semoga lawan debat saya mendapat hidayah dan Allah memenangkannya dalam adu pendapat tersebut. Demikian ahlak Imam Syafi’i dalam berdebat. Penuh dengan kesantunan. Secara kasat mata, sangat berbeda dengan perdebatan yang kita saksikan di acara ILC. 

Mari kita kembali kepada nila-nilai qur’an, sunnah Rasulullah saw, perilaku para sahabat, dan para salafus sholeh dalam setiap perdebatan. Bila perlu, kita hindari perdebatan jika mudhoratnya lebih banyak daripada manfaatnya. Wallah a’lam.

Pagedangan, 22 Oktober 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar