Sabtu, 03 November 2012

QURBAN PNS AMBON

Semangat Berqorba
Setiba dari bandara Pattimura, Ambon.



Assalamu’alaikum bu Evri, sapa saya kepada salah seorang personel Balai Budidaya Laut  [BBL] Ambon. Waalaikumussalam, jawabnya singkat. Sudah sarapan pak Adnan?. Beliau balik bertanya. Alhamdulillah sudah bu, tadi sarapan di bandara bersama pak Lutfi, Alhamdulillah. Bagaimana perjalanan Jakarta-Ambon pak. Alhamdulillah semuanya lancar, berkat pertolongan Allah swt.
Bapak istirahat dulu di Guest House, sambil nunggu persiapan teman-teman laboratorium. Baik bu. Hari ini dan besok, insya Allah agenda kita: diskusi dokumen dan implementasi ISO 17025, lanjut saya kepada belia berdua, pak Lutfi dan ibu Evri.

Mumpung suasana masih  hari raya iedul qurban 1433 H, saya bertanya, bagaimana dengan suasan iedul qurban di Ambon?. Alhamdulillah, kami di BBL Ambon tahun ini berhasil mengumpulkan qurban sapi sebanyak lima ekor. Semuanya dari teman-teman PNS BBL Ambon. Surprise saya langsung berkata, oh ya?, berkah benar keberadaan teman-teman muslim di BBL Ambon ini. Pak Lutfi melengkapi, tiga ekor kami serahkan ke Masjid sekitar kantor kampung Waiheru, dan dua ekor disembelih diinternal kantor. Saya bertanya, bagaimana kok PNS yang berpenghasilan pas-pasan bisa terkumpul jumlah qurban sapi demikian banyak? [untuk ukuran Ambon]. Serentak keduanya, ibu Evri dan pak Lutfi menjawab, tiap awal tahun kami tawarkan kepada semua PNS yang muslim, kemudian tiap bulan gajinya kami potong langsung bagi yang berminat. Subhanallah, sungguh suatu strategi yang perlu ditiru bagi PNS-PNS lainnya diberbagai daerah. Selama ada niyat, insya Allah akan dimudahkan oleh Allah swt. Potongan gaji Rp.100.000,- per bulan tidak seberapa besar, tapi ketulusan untuk berqorban itulah yang menjadi nilai tambah diwilayah yang rawan konflik sepereti di Ambon.
Saya langsung teringat pengorbanan salah seorang sahabar Rasulullah saw ketika akan hijrah meninggalkan Mekkah menyusul Nabi saw di Madinah. Dipinggiran kota Madinah, sahabat tersebut dicegat oleh segerombolan kafir Quraisy. Enak aja ente, datang ke Mekkah dalam keadaan miskin, setelah kaya raya malah meninggalkan Mekkah. Sahabat tersebut langsung mengatakan, bagaimana seandainya saya meninggalkan semua harta kekayaan saya untuk kalian, dan kalian membebaskan saya untuk meninggalkan Mekkah?. Baik kalau begitu, jawab gerombolan kafir Quraisy. Terjadi transaksi kilat, semua hartanya diserahkan kepada kafir Quraisy. Kemudian dia menyusul Rasulullah saw ke Madinah. Setiba di Madinah, Rasulullah saw berkata, beruntung Suhayb, beruntung Suhayb. Demikian pengorbanan Suhayb ra, rela mengorbankan seluruh hartanya demi kecintaan kepada Islam.

Kisah sahabat berikutnya:
Pernahkah anda melihat sungai yang airnya mengalir terus menerus mengairi dataran dan lembah ? Begitulah Thalhah bin Ubaidillah. Ia adalah seorang dari kaum muslimin yang kaya raya, tapi pemurah dan dermawan. Istrinya bernama Su'da binti Auf. Pada suatu hari istrinya melihat Thalhah sedang murung dan duduk termenung sedih. Melihat keadaan suaminya, sang istri segera menanyakan penyebab kesedihannya dan Thalhah mejawab, " Uang yang ada di tanganku sekarang ini begitu banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus kulakukan ?" Maka istrinya berkata, "Uang yang ada ditanganmu itu bagi-bagikanlah kepada fakir-miskin." Maka dibagi-bagikannyalah seluruh uang yang ada ditangan Thalhah tanpa meninggalkan sepeserpun. Assaib bin Zaid berkata tentang Thalhah, katanya, "Aku berkawan dengan Thalhah baik dalam perjalanan maupun sewaktu bermukim. Aku melihat tidak ada seorangpun yang lebih dermawan dari dia terhadap kaum muslimin. Ia mendermakan uang, sandang dan pangannya." Jaabir bin Abdullah bertutur, " Aku tidak pernah melihat orang yang lebih dermawan dari Thalhah walaupun tanpa diminta." Oleh karena itu patutlah jika dia dijuluki "Thalhah si dermawan", "Thalhah si pengalir harta", "Thalhah kebaikan dan kebajikan". Rasulullah saw, bersabda tentang Thalhah, "Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa senang melihat seorang syahid berjalan diatas bumi maka lihatlah Thalhah ra.
Bagaimana dengan pengorbanan PNS-PNS Ambon tersebut di atas?. Kalau dibandingkan dengan pengorbanan para sahabat Rasulullah saw, belum seberapa. Tetapi kalau dibandingkan dengan PNS secara umum, luar biasa. Didaerah konflik, mereka rela berkorban demi kecintaan kepada Islam. Subhanallah.

Rasulullah saw bersabda, barangsiapa yang sanggup berkorban, namun tidak mau berkorban, maka jangan dekati musholla kami. Ini ancaman serius dari Rasulullah saw, betapa penting dan mulianya jiwa dan semangat berkorban yang wajib terus dipupuk untuk setiap muslim yang beriman.
Sebagaimana jiwa dan semangat berkorban Ibrahim dan anaknya Ismail as, mereka berdua rela mengorbankan kecintaan antara ayah dan anak, dan antara anak dan ayah demi kecintaannya kepada Allah swt. Jiwa dan semangat berkorban telah lama hilang dari ummat Islam, mungkin karena pengaruh paham materialisme yang begitu mengakar dalam jiwa kita, semuanya diukur berdasarkan materi yang kita miliki, atau mungkin kita telah terjangkiti penyakit wahn kata Rasulullah saw, yaitu penyakit jiwa yang lebih mencintai dunia dan takut mati. Hubbud dunya wakariayatul maut [?]. Wallahu a’lam.

Ambon, 30 Oktober 2012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar