Jumat, 19 Oktober 2012

GODAAN DUNIA

Semua Kamu Adalah Pemimpin

Assalamu’alaikum pak Adnan, sapa pak Ahmad. Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh, jawab saya kepada pak Ahmad ketika bertamu. Ipad nya baru ya pak Adnan?. Alhamdulillah agar tidak ketinggalan jaman untuk mengikuti berita mutakhir yang lebih cepat. Kata orang sih, teknologi di Ipad lebih canggih dibandingkan denga tablet yang lain, bukan promosi lho pak Ahmad. Hanya mensykuri nikmat Allah swt, dalam rangka agar lebih banyak berkiprah dalam berdalwah. Emangnya Ipad bisa untuk berdakwah?, Tanya pak Ahmad, penasaran. Iya lah, teknologi IT kan wajib kita berdayakan untuk sumber informasi, baik nasional, regional, maupun internasional. Seperti berita pembantaian kaum Sunni oleh kaum syiah di Suriah, kebengisan Israel terhadap rakyat Palestina yang tiada henti, diikuti dengan perlawanan Hammas sampai Israel hengkang dari bumi suci para Nabi, Palestina, dan------------, saya menahan napas, dan apa pak Adnan?, pak Ahmad penasaran. Ini  lho pak, di Ipad saya masih segar beritanya tanggal 18 Oktober 2012. Lanjut saya: anggota dewan yang katanya terhormat, tapi terbukti korupsi uang rakyat, baru  saja divonis  enam tahun penjara, dan denda uang lima ratus juta rupiah. Oh------- Wa Ode Nurhayati,  yang bapak maksudkan?. Iya lah, siapa lagi bukan dia?. Anggota DPR dari fraksi Partai Amanat Nasional, kasihan, lanjut saya. Enam tahun penjara, lebih dari separuh periode Makkah dalam dakwah Rasulullah saw, mendesain aqiedah ummatnya. Subhanallah, anak dan keluarganya pasti ikut menanggung beban rasa malu yang sulit untuk dilupakan, kata pak Ahmad. Ada satu lagi pak, lanjut saya. Siapa lagi pak Adnan?, lanjut pak Ahmad. 

Nah, ini yang lebih heboh pak Ahmad. Hakim Puji Wijayanto, seorang hakim yang bertugas di pengadilan negeri Bekasi, ditangkap di tempat hiburan bersama dengan beberapa orang wanita bukan muhirm, dan---------- sambil menahan napas, saya melanjutkan, bersama dengan obat terlarang. Maksud bapak, sabu atau ekatasi?. Iya, kira-kira begitulah, jawab saya lirih. Lanjut pak Ahmad, sekali lagi, anak dan keluarganya pasti ikut menanggung beban malu, iya kan pak?. So pasti, jawab saya. Sebelumnya, jangan lupa pak, beberapa hari yang lalu di Semarang, hakim yang bernama Kartini, juga tertangkap tangan karena menerima suap.

Sekarang, mari kita analisa dengan kaca mata Islam, lanjut saya. Tapi, ------- saya melanjutkan, jangan hanya jadi komentator, atau analisa melulu. Ntar kita nanti dicap sebagai komentator, tetapi tidak berbuat sama sekali. Padahal salah satu nasehat Ash Syahid Hasan Albanna, ialah: jangan kamu senang jadi komentator, jadilah sebagai pelaku sejarah. Nah, kita menganalisa, dalam rangka untuk kita jadikan sebagai i’tibar kepada jamaah kita, agar tidak terjadi kepada mereka dan keluarganya, termasuk anak cucu mereka.
Menurut bapak, apa penyebab kedua orang terhormat tersebut di atas melakukan penghiyanatan terhadap amanah rakyat?. Kok pakai istilah penghiyanatan?, protes pak Ahmad. Kata-kata apalagi yang lebih halus daripada penghiyanatan?, tanya saya kepada pak Ahmad. Penghiyanatan terhadap amanah rakyat yang semakin miskin, penghiyanatan terhadap sumpah jabatan, dan penghiyanatan terhadap harapan dan kebanggaan keluarga. Dan ----- yang lebih berat lagi, adalah penghiyanatan terhadap agama. Dalam ikrar mereka, setiap melaksanakan sholat, adalah: sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk rabbul ‘alamin, Tuhan penguasa alam semesta. Mana buktinya pak Ahmad?, suara saya sedikit meninggi. Goda pak Ahmad, jangan-jangan pak Adnan kalau ada pada posisi mereka, juga akan melakukan hal yang sama?, naudzubillah, jawab saya. Semoga Allah swt melindungi kita dan anak cucu kita dari penghiyanatan seperti di atas. Padahal dalam al-qur’an Allah swt berfirman: sesungguhnya sholat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. 

Oh, pak Ahmad spontan berkata: kalau begitu, sholat mereka, termasuk para koruptor, perlu dipertanyakan ya pak Adnan?. Iya lah, kata saya. Makanya dalam al-qur’an, disebutkan, Alllah swt memerintahkan kita untuk menegakkan sholat,  bukan sekedar melaksanakan sholat. Sholat yang ditegakkan seperti  inilah yang dapat mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar. Ok boss, lanjut pak Ahmad, korupsi uang rakyat termasuk perbuatan keji dan mungkar ya pak?. Menurut saya sih, kata koruptor sudah dihaluskan oleh para pelaku ghozwul fikri. Labih tepat disebut maling, garong, atau perampok uang rakyat. Rasulullah saw, berkata: seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya akan aku potong tangannya. Demikian tegas Rsulullah saw mensikapi para maling. Anak kesayangannya pun rela dipotong tangannya bila mencuri.
Menurut bapak, apa yang dimaksud dengan menegakkan sholat?. Lanjut paka Ahmad. Menurut saya, adalah: sholat seperti yang dikerjakan oleh Rasulullah saw, dan para sahabat radhiyallahuma ajma’in. Sholatlah kamu sebagaimana engkau melihat aku sholat, demikian sabda beliau saw. Ikutilah tata cara sholat para salafus sholeh, insya Allah kita akan selamat. Ada lagi, kata saya. Sholat yang tepat waktu, lupakan semua urusan dunia saat waktu sholat tiba. Dikerjakan secara berjamaah di masjid bagi laki-laki dan lebih utama dirumah bagi wanita. Selanjutnya, kita paham semua bacaan sholat kita, sehingga dapat membekas dihati.
Nah, ini yang saya maksud dengan berita di Ipad saya, dapat kita ambil i’tibarnya untuk kita jadikan sebagai materi dakwah, bukan hanya jadi komentator.
Ok boss, kalau begitu, lanjut pak Ahmad, kita perkuat pembinaan jamaah kita, untuk benar-benar menegakkan sholat, sebagaimana yang dicontohkan para salafus sholah, semoga Allah swt meridhoi mereka semua.

Ada lagi pak Ahmad, saya melanjutkan. Mungkin para koruptor dan hakim –hakim yang nakal lebih mencintai dunia daripada akhirat. So pasti pak, kata pak Ahmad. Ini sebagai bukti, bahwa kecintaan yang berlebihan terhadap kenikmatan dunia, dapat menghancurkan akhirat kita, naudzubillah. Kita berdo’a kepada Allah swt, semoga Dia menghindarkan kita dari kecintaan yang berlebihan terhadap dunia. Kita jadikan nikmat dunia yang fana sebagai jembatan/sarana untuk memperoleh kenikamatan akhirat yang abadi. Abu Bakr ra., berkata: jadikan dunia dalam genggaman tanganmu, jangan kau simpan di dalam hati. Mari kita mengikuti para sahabat Rasulullah saw dalam mensikapi kenikmatan dunia. Iya pak Adnan, ngomong sih gampang, tetapi prakteknya sulit. Betapa banyak orang yang dapat bertahan [lulus] dalam ujian kemiskinan. Dalam kemiskinan mereka tetap tho’at kepada Allah swt, rajin kemasjid. Tetapi gagal dalam ujian kekayaan. Makanya, kita praktekkan do’a yang diajarkan oleh Rasulullah saw.: ya mujibal qulub, tsabbit qolbi ala tho’atik, atau ya mujibal qulub, tsobbit qolbi ala dinika. Wahai zat yang membolak balikkan qolbu, kokohkanlah qolbuku agar tetap tho’at kepada Mu, dan agar tetap pada dien Mu. Nah do’a ini yang mungkin tidak atau lupa  dipraktekkan oleh para koruptor yang beragama Islam, termasuk para hakim yang nakal, lanjut saya. Setuju pak Adnan. Kalau begitu, mari kita sebarkan kepada jamaah kita untuk dihapalkan do’a ini. Ok boss, jawab saya.
Ada lagi pak Ahmad, saya diam sesaat. Pak Ahmad penasaran, apalagi pak Adnan?. Mungkin para koruptor terlalu berlebihan kecintaannya kepada anak-anak mereka [dan keluarganya], sehingga rela melakukan apapun demi untuk membahagiakan mereka, walau dengan cara yang tidak terhormat. Oh ya? Pak Ahmad berkata lirih. Allah swt dalam al qur’an telah memberikan warning keras kepada kita , dalam surat al-anfaal dan surat at taubah: bahwa harta dan anak-anak merupakan musuh, harta dan anak-anak menjadi fitnah bagi kita. Selain harta dan anak-anak sebagai amanah yang harus kita pertanggung jawabkan diyaumul qiyamah nanti. Yah --------- harta dan anak-anak bisa menjadi penyebab kita masuk neraka, kalau kita mensikapinya dengan cara yang salah. Kita berdo’a kepada Allah swt, semoga harta dan anak-anak kita, bisa menjadi qurrata a’yun, penyenang hati kita, yaitu anak-anak yang tho’at kepada Allah swt, bermanfa’at bagi keluarganya, masyarakat, negara, dan Islam, amin, pak Ahmad berkat lirih.

Umar bin Khottab ra., berkata kepada penduduk Himsh [Suriah] yang datang ke Madinah.
Umar: tulislah nama-nama penduduk Himsh yang miskin, agar aku bisa membantu mereka.
Mereka memberikan secarik kertas yang berisi nama-nama penduduk Himsh yang miskin.
Umar bertanya, Siapa Said bin Amir?.
Jawab mereka: gubernur kami.
Umar menegaskan: gubernur kalian miskin?.
Mereka menjawab: benar, dirumahnya tidak pernah dinyalakan api untuk memasak dalam waktu yang cukup lama.
Umar, manangis hingga air matanya membasahi janggutnya. Kemudian dia mangambil 1000 dinar untuk diberikan kepada gubernurnya.
Umar: sampaikan salamku kepadanya, dan katakan padanya, bahwa amirul mukminin mengirmkan uang ini agar bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, jawab Said bin Amir ketika menerima pemberian hadiah tersebut. Istrinya tiba-tiba keluar, dan berkata: berita apa yang gawat?, apakah amirulmukminin meninggal dunia?. Jawab said bin Amir: dunia datang kepadaku untuk merusak akhiratku, sebuah fitnah telah menimpa rumahku. Said bi Amir mengambil uang tersebut, untuk diserahkan semuanya kepada fakir miskin. 

Demikian karakter kader pemimpin hasil dari madrosah Rasulullah saw, pak Adnan mengakhiri ceritanya. Seorang gubenur yang lebih mengutamakan akhirat daripada dunia, seorang gubernur yang lebih mencintai rakyatnya daripada dirinya sendiri dan keluarganya. Coba bapak bandingkan dengan gubernur saat ini, sudah berapa gubernur yang divonis masuk penjara?. Sungguh pak Adnan, komentar pak Ahmad: kita mendambakan pemimpin seperti yang telah dipraktekkan oleh para sahabat, atau para salafus sholeh. Kalau kita yakin bisa, maka insya Allah, pemimpin tersebut akan datang dengan ijin Allah swt. Kewajiban kita saat ini, adalah melakukan pencerahan kepada masyarakat, tiada bosan untuk terus mengingatkan tentang tokoh-tokoh agung yang pernah dihasilkan oleh peradaban Islam.
Ok boss, saya pamit, semoga semuanya lancar dan berkah. Assalamu’alaikum. Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, jawab saya kepada pak Ahmad. 

Rasulullah saw:
Hancurnya bani Israel, karena harta dan wanita. Wallahu a’lam.

Pagedangan, 19 Oktober 2012.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar