Selasa, 23 Oktober 2012

PEMBOROSAN


Allah Cinta Kepada Orang Mukmin Yang Sehat & Kuat
Permasalahan:
Salah satu kesengsaraan masyarakat saat ini, adalah tingginya biaya pengobatan, ditambah lagi dengan rendahnya pelayanan kesehatan yang manusiawi. Masyarakat modern mengalami peningkatan stress, penuaan dini, menderita berbagai macam penyakit, seperti kanker, penyakit kardiovaskular, atau kerusakan pada jaringan pembuluh darah di otak, dan sebagainya. Ditemukan cukup banyak penyakit baru, yang sebelumnya tidak pernah dikenal dalam dunia kedokteran modern. Akibatnya, diperlukan biaya yang sangat tinggi untuk pengobatan terhadap berbagai macam penyakit tersebut di atas. 

Makin banyak penyakit yang timbul, maka dunia kedokteran yang berbasis kapitalisme dan nilai-nilai komersialisme, pasti semakin gembira. Semakin banyak keuntungan yang akan mereka peroleh. Rumah sakit, telah menjadi industri yang siap menguras keuangan masyarakat. Bila kila kita tidak pandai mencegah datangnya penyakit, maka dipastikan butuh biaya tinggi untuk pengobatan .
Kalau kita berobat ke rumah sakit, mungkin hanya perlu penanganan yang sederhana, tanpa perlu diagnose yang lebih rumit. Tetapi karena dunia kedokteran saat ini dibangun dengan mental kapitalisme/komersialisme, tanpa rasa kemanusiaan, umumnya para dokter merekomendasikan untuk periksa ini, itu, dan seterusnya, agar semakin banyak uang pasien yang mereka sedot. Katanya dengan dalil ilmiah, untuk keperluan diagnose penyakit. Jadi kalau kau tidak mau mengalami hal seperti di ini [pakai logat medan bung], maka kau sebaiknya ikuti perkataan Rasulullah saw: Jangan kau makan makanan yang subhat, apalagi yang haram, carilah rezki yang halal, agar uang haram yang kau peroleh tidak lberubah menjadi penyakit. Dan janganlah kau makan secara berlebihan. Syababaka qobla haramika, gunakan masa sehatmu, sebelum datang masa sakitmu. Lakukan olah raga secara rutin. Demikian sabda Rasulullah saw.
Rumah sakit, yang katanya berkelas internasional, termasuk Iklan dan informasi tentang obat-obatan sungguh tumbuh bagai jamur dimusim hujan. Tujuannya adalah demi untuk memenuhi gengsi kelas menengah keatas. Padahal, tujuan utamanya hanya untuk menyedot uang mereka. Sekali lagi: ikuti pola hidup Rasulullah saw, insya Allah kita akan terhindar dari berbagai macam penyakit. 

Saat ini, menurut Dr. Shigeo Haruyama, dalam bukunya, The Miracle of Endorphin, hanya 20 % pasien yang benar-benar sembuh melalui pengobatan medis. Selebihnya, 80 % tak lain merupakan pemborosan biaya. Di Jepang, biaya kesehatan telah melampaui 210 miliar Euro pertahun, dan diperkirakan jumlah ini akan mencapai 500 miliar Euro pertahun. Sungguh, suatu pemborosan yang luar biasa.

 Pencegahan:
Dalam sejarah kehidupan Rasulullah saw, beliau saw, hanya sakit sebanyak tiga kali. Pertama, saat pertama kali menerima wahyu. Kedua, saat disihir oleh Yahudi penduduk Madinah. Ketiga, saat menjelang wafat.  Seorang tabib Nashrani buka praktek di Madinah, namun sedikit sekali pasien yang datang. Penyebabnya, adalah masyarakat Islam waktu itu mengikuti pola hidup Rasulullah saw, termasuk pola makan dan beraktifitas setiap hari. Mencegah penyakit, jauh lebih ekonomis [ngirit] daripada mengobati. Sekali lagi, ikuti pola hidup Rasulullah saw, dan para sahabatnya, semoga Allah swt meridhoi mereka semua, insya Allah lebih ekonomis. Bagaimana pola Rasulullah dan para sahabat tentang pola hidup sehat?. Sederhana, yaitu: makan dari rezki yang halal dan thoyyib, tidak berlebihan, makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Membiasakan puasa sunnah Senin-Kamis. Tidak tidur setelah sholat subuh, menegakkan qiyamulllayl, tidak begadang, berooah raga secara rutin, dan membebaskan diri dari berbagai penyakit qolbu. Berdasarkan hasil penelitian, penyakit qolbu dapat menyebabkan berbagai penyakit fisik, seperti jantung, stok, dan sebagainya.
Konon, pengobatan di dunia Timur, masih menurut Dr. Shigeo Haruyama,  dahulu, jika seseorang sakit mendatangi dokter, maka dokter tersebut menundukkan diri di depan pasien dan meminta maaf. Alasannya, dokter hendaknya bertanggung jawab terhadap pencegahan penyakit bagi setiap orang. Menurut mereka, fungsi seorang dokter, adalah melakukan pencegahan penyakit bagi masyarakat. Tujuan utamanya bukan pengobatan. Berbeda dengan paradigma sebagian dokter saat ini, terutama dokter yang lebih mengutamakan nilai-nilai materalisme. 

Lantas, bagaimana pencegahan sebelum penyakit datang?. Sebagaimana disepakati banyak orang, penyebab utama berbagai macam penyakit, adalah pola hidup dan pola makan yang tidak teratur. Termasuk makanan olahan pabrik, yang hampir-hampir dipastikan mengandung zat pewarna dan bahan pengawet [walaupun mereka mengiklankan: bebas zat pewarna dan bahan pengawet]. Doktrin ini, bersifat medis, dan non spiritual. Sedangkan nilai-nilai spiritualnya, adalah: bebas dari penyakit qolbu, seperti sombong, serakah, hasad dan dengki. Banyak berdzikr, terutama dzkir ma’tsurat pagi dan petang. Tidak makan dari rezki yang diperoleh dengan cara subhat apalagi haram. Hasil penelitian menyebutkan, bahwa penyakit spiritual dapat berdampak serius terhadap kesehatan fisik.

Dalam sejarah peradaban Islam, profesi tabib [dokter], termasuk profesi yang kurang diminati kebanyakan orang, karena dalam keseharian, sangat jarang ditemukan orang sakit. Termasuk jumlah rumah sakit [rumah pengobatan] sangat jarang ditemukan. Selain itu, karena semangat jihad rakyat sangat dominan. Untuk berjihad mereka sangat butuh ufisik yang sehat dan kuat. Karena itu, otomatically, mereka sangat serius memperhatikan kesehatan dan kekuatan fisiknya. Mereka berlomba untuk memperoleh kemuliaan berjihad dan mengalahkan musuh-musuhnya. Untuk itu, diperlukan kekuatan fisik sekaligus kekuatan spiritual. Kekuatan fisik dan spiritual, merupakan salah satu dari sekian pilar tegaknya peradaban Islam. Wallahu a’lam.

Pagedangan, 22 Oktober 2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar