Allah Cinta Kepada Orang Mukmin Yang Sehat & Kuat |
Permasalahan:
Salah satu kesengsaraan
masyarakat saat ini, adalah tingginya biaya pengobatan, ditambah lagi dengan
rendahnya pelayanan kesehatan yang manusiawi. Masyarakat modern mengalami
peningkatan stress, penuaan dini, menderita berbagai macam penyakit, seperti
kanker, penyakit kardiovaskular, atau kerusakan pada jaringan pembuluh darah di
otak, dan sebagainya. Ditemukan cukup banyak penyakit baru, yang sebelumnya
tidak pernah dikenal dalam dunia kedokteran modern. Akibatnya, diperlukan biaya
yang sangat tinggi untuk pengobatan terhadap berbagai macam penyakit tersebut
di atas.
Makin banyak penyakit yang
timbul, maka dunia kedokteran yang berbasis kapitalisme dan nilai-nilai
komersialisme, pasti semakin gembira. Semakin banyak keuntungan yang akan mereka
peroleh. Rumah sakit, telah menjadi industri yang siap menguras keuangan
masyarakat. Bila kila kita tidak pandai mencegah datangnya penyakit, maka
dipastikan butuh biaya tinggi untuk pengobatan .
Kalau kita berobat ke rumah
sakit, mungkin hanya perlu penanganan yang sederhana, tanpa perlu diagnose yang
lebih rumit. Tetapi karena dunia kedokteran saat ini dibangun dengan mental
kapitalisme/komersialisme, tanpa rasa kemanusiaan, umumnya para dokter
merekomendasikan untuk periksa ini, itu, dan seterusnya, agar semakin banyak
uang pasien yang mereka sedot. Katanya dengan dalil ilmiah, untuk keperluan
diagnose penyakit. Jadi kalau kau tidak mau mengalami hal seperti di ini [pakai
logat medan bung], maka kau sebaiknya ikuti perkataan Rasulullah saw: Jangan
kau makan makanan yang subhat, apalagi yang haram, carilah rezki yang halal,
agar uang haram yang kau peroleh tidak lberubah menjadi penyakit. Dan janganlah
kau makan secara berlebihan. Syababaka qobla haramika, gunakan masa sehatmu,
sebelum datang masa sakitmu. Lakukan olah raga secara rutin. Demikian sabda
Rasulullah saw.
Rumah sakit, yang katanya
berkelas internasional, termasuk Iklan dan informasi tentang obat-obatan
sungguh tumbuh bagai jamur dimusim hujan. Tujuannya adalah demi untuk memenuhi gengsi
kelas menengah keatas. Padahal, tujuan utamanya hanya untuk menyedot uang
mereka. Sekali lagi: ikuti pola hidup Rasulullah saw, insya Allah kita akan
terhindar dari berbagai macam penyakit.
Saat ini, menurut Dr. Shigeo
Haruyama, dalam bukunya, The Miracle of Endorphin, hanya 20 % pasien yang
benar-benar sembuh melalui pengobatan medis. Selebihnya, 80 % tak lain
merupakan pemborosan biaya. Di Jepang, biaya kesehatan telah melampaui 210
miliar Euro pertahun, dan diperkirakan jumlah ini akan mencapai 500 miliar Euro
pertahun. Sungguh, suatu pemborosan yang luar biasa.
Pencegahan:
Dalam sejarah kehidupan
Rasulullah saw, beliau saw, hanya sakit sebanyak tiga kali. Pertama, saat
pertama kali menerima wahyu. Kedua, saat disihir oleh Yahudi penduduk Madinah.
Ketiga, saat menjelang wafat. Seorang tabib
Nashrani buka praktek di Madinah, namun sedikit sekali pasien yang datang.
Penyebabnya, adalah masyarakat Islam waktu itu mengikuti pola hidup Rasulullah
saw, termasuk pola makan dan beraktifitas setiap hari. Mencegah penyakit, jauh
lebih ekonomis [ngirit] daripada mengobati. Sekali lagi, ikuti pola hidup
Rasulullah saw, dan para sahabatnya, semoga Allah swt meridhoi mereka semua,
insya Allah lebih ekonomis. Bagaimana pola Rasulullah dan para sahabat tentang
pola hidup sehat?. Sederhana, yaitu: makan dari rezki yang halal dan thoyyib,
tidak berlebihan, makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.
Membiasakan puasa sunnah Senin-Kamis. Tidak tidur setelah sholat subuh,
menegakkan qiyamulllayl, tidak begadang, berooah raga secara rutin, dan
membebaskan diri dari berbagai penyakit qolbu. Berdasarkan hasil penelitian,
penyakit qolbu dapat menyebabkan berbagai penyakit fisik, seperti jantung,
stok, dan sebagainya.
Konon, pengobatan di dunia
Timur, masih menurut Dr. Shigeo Haruyama, dahulu, jika seseorang sakit mendatangi
dokter, maka dokter tersebut menundukkan diri di depan pasien dan meminta maaf.
Alasannya, dokter hendaknya bertanggung jawab terhadap pencegahan penyakit bagi
setiap orang. Menurut mereka, fungsi seorang dokter, adalah melakukan pencegahan
penyakit bagi masyarakat. Tujuan utamanya bukan pengobatan. Berbeda dengan paradigma
sebagian dokter saat ini, terutama dokter yang lebih mengutamakan nilai-nilai
materalisme.
Lantas, bagaimana pencegahan
sebelum penyakit datang?. Sebagaimana disepakati banyak orang, penyebab utama
berbagai macam penyakit, adalah pola hidup dan pola makan yang tidak teratur. Termasuk
makanan olahan pabrik, yang hampir-hampir dipastikan mengandung zat pewarna dan
bahan pengawet [walaupun mereka mengiklankan: bebas zat pewarna dan bahan
pengawet]. Doktrin ini, bersifat medis, dan non spiritual. Sedangkan
nilai-nilai spiritualnya, adalah: bebas dari penyakit qolbu, seperti sombong,
serakah, hasad dan dengki. Banyak berdzikr, terutama dzkir ma’tsurat pagi dan
petang. Tidak makan dari rezki yang diperoleh dengan cara subhat apalagi haram.
Hasil penelitian menyebutkan, bahwa penyakit spiritual dapat berdampak serius
terhadap kesehatan fisik.
Dalam sejarah peradaban
Islam, profesi tabib [dokter], termasuk profesi yang kurang diminati kebanyakan
orang, karena dalam keseharian, sangat jarang ditemukan orang sakit. Termasuk
jumlah rumah sakit [rumah pengobatan] sangat jarang ditemukan. Selain itu,
karena semangat jihad rakyat sangat dominan. Untuk berjihad mereka sangat butuh
ufisik yang sehat dan kuat. Karena itu, otomatically, mereka sangat serius
memperhatikan kesehatan dan kekuatan fisiknya. Mereka berlomba untuk memperoleh
kemuliaan berjihad dan mengalahkan musuh-musuhnya. Untuk itu, diperlukan
kekuatan fisik sekaligus kekuatan spiritual. Kekuatan fisik dan spiritual,
merupakan salah satu dari sekian pilar tegaknya peradaban Islam. Wallahu a’lam.
Pagedangan, 22 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar