Berhasil Karena Tekun |
Kekuatan yang paling dahsyat di dunia ini, adalah ketekunan. Tidak ada yang bisa mengalahkan ketekunan. Tetesan air yang berukuran kecil [satu tetes air mempunyai volume 0,05 mili liter], dengan ketekunan penuh, dapat menembus batu cadas yang sangat keras. Inilah salah satu bukti nyata harga dari suatu ketekunan. Seorang yang mempunyai kemampuan intelektual rendah, prestasi akademiknya rendah, namun dengan ketekunan yang dimiliki tiada batas, akan mampu mencapai prestasi akademik yang tinggi, mengalahkan orang yang mempunyai tingkat kecerdasan [IQ] yang tinggi.
Ketekunan ini bersifat
universal. Artinya, akan menghasilkan nilai positip bila diterapkan oleh orang
baik, misalnya ketekunan dalam belajar, bisnis, olah raga, ibadah dan
sebagainya. Sebaliknya akan menghasilkan nilai negatip bila diterapkan oleh
orang jahat. Maling, koruptor, dan segala perilaku jahat lainnya, bila
dilaksanakan dengan tekun, maka akan menjadi maling, koruptor yang profesional.
Ketekunan dan kesabaran adalah
satu paket yang dapat mengahantarkan kita untuk mencapai keberhasilan sesuai
dengan pilihan hidup kita. Dan ini adalah proses yang merupakan sunnatullah.
Barang siapa yang tekun, pasti berhasil. Demikian pepatah orang bijak. Tekun
mengerjakan kegiatan yang bersifat positip atau negatip, sama saja, pasti akan berhasil.
Hasil penelitian menunjukkan,
bahwa empat diantara lima calon pengusaha, mengalami kegagalan/berguguran di
tahun pertama mereka menjalankan bisnisnya. Delapan diantara sepuluh pebisnis
mengalami kegagalan dilima tahun pertama. Dan --------- penyebab utamanya,
adalah ketekunan yang tidak dimiliki oleh calon pebisnis yang gagal tersebut.
Dalam sejarah peradaban
Islam, beberapa salafus sholeh bercerita: saya merasakan kesusahan/rintangan
yang sangat berat selama 20 tahun menjalankan sholat tahajjud. Namun setelah
itu saya menikmati kenyamanan sholat tahajjud selama lebih dari 40 tahun. Harga
ketekunan dibayar dengan kenikmatan menegakkan sholat tahajjud selama 40 tahun.
Jadi untuk mendapatkan kenikmatan, dipastikan kita membutuhkan ketekunan dan
kesabaran.
Semua orang pasti ingin
berhasil dalam segala hal. Menginginkan nasib
yang lebih baik. Namun sangat sedikit diantaranya yang berhasil mencapai
impiannya. Hal ini disebabkan harapan ke berhasilan hanya berhenti sampai pada
pikiran, dan maksimum berhenti sampai ucapan. Semua kita dengan mudah berpikir dan
berucap untuk berhasil. Namun pikiran dan ucapan tersebut tidak dilanjutkan dengan
action [sikap/perbuatan], dan kebiasaan. Maka keberhasilan hanya sampai pada
impian semata. Bila kita mampu menyatukan antara pikiran, ucapan, action, dan
kebiasaan yang diterapkan dengan penuh ketekunan dan kesabaran, maka nasib baik
akan menanti kita diujung perjalanan. Yang pasti, perjalanan mencapai impian,
pasti diselingi dengan kegagalan. Siapaun yang gagal, tetapi kembali bangkit,
tidak menyerah, maka kesuksesan sedang menunggunya.
Tentu saja sebagai seorang
beriman, sama sekali terlarang untuk mengabaikan campur tangan Allah swt. Kita
berhasil atau gagal, semuanya ada dalam ilmu Allah swt. Allah swt maha
mengetahui apapun sebelum dan sesudahnya. Tiada faktor kebetulan dalam ilmu
Allah swt, semuanya telah ditentukan oleh Nya.
Menurut Nanang Qosim Yusuf
dalam bukunya The Heart of 7 Awareness, 2012, untuk mencapai seorang di atas
rata-rata, diperlukan lima perubahan, yaitu:
Pertama, financial change
[perubahan finansial]. Kedua, physical change [perubahan fisik]. Ketiga, intellectual
change [perubahan intelektual]. Keempat, emotional change [perubahan emosi]. Kelima,
spiritual change [perubahan spiritual].
Menurut saya, kelima
perubahan tersebut,wajib dibutuhkan ketekunan. Dimulai dari pikiran, ucapan,
action, dan dilanjutkan dengan kebiasaan. Setelah itu, insya Allah dengan pertolongan Allah swt, kita
akan menjadi orang di atas rata-rata.
Keberhasilan finansial: kalau
ada kesempatam menjadi orang kaya. Maka karakter Abu Bakr ra., karakater Ustman
bin Affan ra., karakater Abdur Rahman bin Auf ra., dan karakter para sahabat
yang kaya, harus kita adopsi. Sehingga kita termasuk orang yang disabdakan oleh
Rasulullah saw: harta yang banyak, akan lebih baik bila dimiliki oleh orang
yang taqwa. Dalam sejarah hidup mereka, hampir-hampir disebut mustahil, namun
benar-benar menjadi kenyataan. Kita tahu, Abu Bakr menyumbangkan seratus persen
hartanya dalam mobilisasi perang tabuk, Umar ra. Menyumbangkan 50 % hartanya,
Ustman ra membiayai 1000 ekor onta, lengkap dengan peralatan perangnya, dan
semua sahabat menyumbangkan hartanya
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Semga Allah swt meridhoi mereka semua.
Semangat berkorban dari orang kaya, menjadi salah satu pilar tegaknya peradaban
Islam.
Keberhasilan fisk:
Rasulullah saw, bersabda: orang mukmin yang kuat lebih baik daripada orang
mukmin yang lemah. Kekuatan fisik perlu terus diperhatikan, termasuk menjaga
kesehatan. Hal ini masuk dalam kategori fardhu a’in. Seorang dokter Nashrani
buka praktek di Madinah pada jaman sahabat. Namun tempat prakteknya sangat
jarang didatangi oleh orang sakit. Rahasianya, adalah: para sahabat sangat
memperhatikan kesehatan dan kekuatan fisik mereka, sehingga jarang sakit.
Akhirnya, dokter tersebut menutup tempat prakteknya. Kekuatan fisik merupakan
salah satu pilar peradaban Islam.
Keberhasilan intelektual:
Ayat pertama yang turun kepada Rasulullah saw, adalah ayat tentang ilmu.
Kata-kata ilmu dalam al-qur’an disebutkan nomor dua terbanyak setelah lafz
jalalah [nama-nama Allah]. Ini menunjukkan, betapa tinggi kedudukan ilmu dalam
Islam. Bahkan ‘ulama mengatakan: al-ilmu qoblal ‘amal. Ilmu mendahului amal
kebaikan. Artinya, apapun yang kita lakukan, harus berdasarkan ilmu
pengetahuan. Belajar lebih dahulu sebelum action. Allah akan meninggikan
derajat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang berilmu
beberapa derajat. Demikian firman Allah swt dalam Surat Al-Mujadilah,ayat 11.
Ilmu pengetahuan juga merupakan salah satu
pilar peradaban Islam. Peradaban Barat yang saat ini unggul dibidang ilmu dan
teknologi, diakui sendiri oleh mereka, penyebab utamanya adalah karena mereka
pernah bersentuhan dengan peradaban Islam pada saat terjadi perang salib.
Peradaban Islam yang unggul dibidang ilmu penetahuan, adalah guru daripada
peradaban Barat. Namun peradaban barat tidak didasari dengan iman kepada Allah
swt. Sehingga saat ini, kita sedang menyaksikan peradaban Barat yang sedang
meluncur menuju kehancurannya.
Keberhasilan emosi: Hasil
penelitian, membuktikan, bahwa keberhasilan seseorang, 80 % disebabkan oleh kecerdasan emosional. Sedangkan kontribusi
kecerdasan intelektual [IQ] hanya 20 %. Dalam literatur Islam, para ‘ulama
banyak menulis tentang tazkiyatun nafs.
Pensucian jiwa. Hal ini sangat diutamakan dalam rangka untuk menjadi insan
kamil. Insan yang paripurna. Kekuatan emosi, juga merupakan salah satu pilar
peradaban Islam.
Keberhasil spiritual: Orang
yang benar-benar dicintai oleh Allah swt, adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan
spiritual, semangat beribadah, semangat berkorban, semangat berjihad yang kuat.
Walau fisiknya kelihatan kurus, lemah dan tidak diperhitungkan menurut
pandangan manusia, namun dimata Allah swt, orang tersebut adalah orang yang
mulia. Suatu ketika, para sahabat tertawa menyaksikan betis ibu Mas’ud ra,
karena terlihat tinggal tulang dan kulit. Namun spontan Rasulullah saw
bersabda: demi Allah, bila betis ibnu Mas’ud ditimbang, maka lebih berat
daripada gunung uhud. Subhanallah, siapa yang tau berapa ton berat gunung
uhud?. Semua ini adalah karena kekuatan spiritual yang dimiliki oleh ibu Mas’ud
ra. Kekuatan spiritual, juga merupapak salah satu pilar peradaban Islam.
Karena kekuatan spiritual juga
yang menyebabkan para sahabat mempunyai himmah [azam] yang kuat dalam hal: [1]
himmahyang kuat dalam tolabul ‘ilmu. [2] himmah yang kuat dalam beribadah. [3]
himmah yang kuat dalam berdakwah. [4] himmah yang kuat dalam bertadhiyyah
[berkorban]. [5] himmah yang kuat dalam berjihad. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar