Sabtu, 20 Oktober 2012

KETEKUNAN

Berhasil Karena Tekun


Kekuatan yang paling dahsyat di dunia ini, adalah ketekunan. Tidak ada yang bisa mengalahkan ketekunan. Tetesan air yang berukuran kecil [satu tetes air mempunyai volume 0,05 mili liter], dengan ketekunan penuh, dapat menembus batu cadas yang sangat keras. Inilah salah satu bukti nyata harga dari suatu ketekunan. Seorang yang mempunyai kemampuan intelektual rendah, prestasi akademiknya rendah, namun dengan ketekunan yang dimiliki tiada batas, akan mampu mencapai prestasi akademik yang tinggi, mengalahkan orang yang mempunyai tingkat kecerdasan [IQ] yang tinggi. 

Ketekunan ini bersifat universal. Artinya, akan menghasilkan nilai positip bila diterapkan oleh orang baik, misalnya ketekunan dalam belajar, bisnis, olah raga, ibadah dan sebagainya. Sebaliknya akan menghasilkan nilai negatip bila diterapkan oleh orang jahat. Maling, koruptor, dan segala perilaku jahat lainnya, bila dilaksanakan dengan tekun, maka akan menjadi maling, koruptor yang profesional.

Ketekunan dan kesabaran adalah satu paket yang dapat mengahantarkan kita untuk mencapai keberhasilan sesuai dengan pilihan hidup kita. Dan ini adalah proses yang merupakan sunnatullah. Barang siapa yang tekun, pasti berhasil. Demikian pepatah orang bijak. Tekun mengerjakan kegiatan yang bersifat positip atau negatip, sama saja, pasti akan berhasil.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa empat diantara lima calon pengusaha, mengalami kegagalan/berguguran di tahun pertama mereka menjalankan bisnisnya. Delapan diantara sepuluh pebisnis mengalami kegagalan dilima tahun pertama. Dan --------- penyebab utamanya, adalah ketekunan yang tidak dimiliki oleh calon pebisnis yang gagal tersebut. 

Dalam sejarah peradaban Islam, beberapa salafus sholeh bercerita: saya merasakan kesusahan/rintangan yang sangat berat selama 20 tahun menjalankan sholat tahajjud. Namun setelah itu saya menikmati kenyamanan sholat tahajjud selama lebih dari 40 tahun. Harga ketekunan dibayar dengan kenikmatan menegakkan sholat tahajjud selama 40 tahun. Jadi untuk mendapatkan kenikmatan, dipastikan kita membutuhkan ketekunan dan kesabaran.

Semua orang pasti ingin berhasil dalam segala hal.  Menginginkan nasib yang lebih baik. Namun sangat sedikit diantaranya yang berhasil mencapai impiannya. Hal ini disebabkan harapan ke berhasilan hanya berhenti sampai pada pikiran, dan maksimum berhenti sampai ucapan. Semua kita dengan mudah berpikir dan berucap untuk berhasil. Namun pikiran dan ucapan tersebut tidak dilanjutkan dengan action [sikap/perbuatan], dan kebiasaan. Maka keberhasilan hanya sampai pada impian semata. Bila kita mampu menyatukan antara pikiran, ucapan, action, dan kebiasaan yang diterapkan dengan penuh ketekunan dan kesabaran, maka nasib baik akan menanti kita diujung perjalanan. Yang pasti, perjalanan mencapai impian, pasti diselingi dengan kegagalan. Siapaun yang gagal, tetapi kembali bangkit, tidak menyerah, maka kesuksesan sedang menunggunya. 

Tentu saja sebagai seorang beriman, sama sekali terlarang untuk mengabaikan campur tangan Allah swt. Kita berhasil atau gagal, semuanya ada dalam ilmu Allah swt. Allah swt maha mengetahui apapun sebelum dan sesudahnya. Tiada faktor kebetulan dalam ilmu Allah swt, semuanya telah ditentukan oleh Nya.
Menurut Nanang Qosim Yusuf dalam bukunya The Heart of 7 Awareness, 2012, untuk mencapai seorang di atas rata-rata, diperlukan lima perubahan, yaitu:
Pertama, financial change [perubahan finansial]. Kedua, physical change [perubahan fisik]. Ketiga, intellectual change [perubahan intelektual]. Keempat, emotional change [perubahan emosi]. Kelima, spiritual change [perubahan spiritual].

Menurut saya, kelima perubahan tersebut,wajib dibutuhkan ketekunan. Dimulai dari pikiran, ucapan, action, dan dilanjutkan dengan kebiasaan. Setelah itu,  insya Allah dengan pertolongan Allah swt, kita akan menjadi orang di atas rata-rata.
Keberhasilan finansial: kalau ada kesempatam menjadi orang kaya. Maka karakter Abu Bakr ra., karakater Ustman bin Affan ra., karakater Abdur Rahman bin Auf ra., dan karakter para sahabat yang kaya, harus kita adopsi. Sehingga kita termasuk orang yang disabdakan oleh Rasulullah saw: harta yang banyak, akan lebih baik bila dimiliki oleh orang yang taqwa. Dalam sejarah hidup mereka, hampir-hampir disebut mustahil, namun benar-benar menjadi kenyataan. Kita tahu, Abu Bakr menyumbangkan seratus persen hartanya dalam mobilisasi perang tabuk, Umar ra. Menyumbangkan 50 % hartanya, Ustman ra membiayai 1000 ekor onta, lengkap dengan peralatan perangnya, dan semua sahabat  menyumbangkan hartanya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Semga Allah swt meridhoi mereka semua. Semangat berkorban dari orang kaya, menjadi salah satu pilar tegaknya peradaban Islam.
Keberhasilan fisk: Rasulullah saw, bersabda: orang mukmin yang kuat lebih baik daripada orang mukmin yang lemah. Kekuatan fisik perlu terus diperhatikan, termasuk menjaga kesehatan. Hal ini masuk dalam kategori fardhu a’in. Seorang dokter Nashrani buka praktek di Madinah pada jaman sahabat. Namun tempat prakteknya sangat jarang didatangi oleh orang sakit. Rahasianya, adalah: para sahabat sangat memperhatikan kesehatan dan kekuatan fisik mereka, sehingga jarang sakit. Akhirnya, dokter tersebut menutup tempat prakteknya. Kekuatan fisik merupakan salah satu pilar peradaban Islam.
Keberhasilan intelektual: Ayat pertama yang turun kepada Rasulullah saw, adalah ayat tentang ilmu. Kata-kata ilmu dalam al-qur’an disebutkan nomor dua terbanyak setelah lafz jalalah [nama-nama Allah]. Ini menunjukkan, betapa tinggi kedudukan ilmu dalam Islam. Bahkan ‘ulama mengatakan: al-ilmu qoblal ‘amal. Ilmu mendahului amal kebaikan. Artinya, apapun yang kita lakukan, harus berdasarkan ilmu pengetahuan. Belajar lebih dahulu sebelum action. Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat. Demikian firman Allah swt dalam Surat Al-Mujadilah,ayat 11.
Ilmu pengetahuan juga merupakan salah satu pilar peradaban Islam. Peradaban Barat yang saat ini unggul dibidang ilmu dan teknologi, diakui sendiri oleh mereka, penyebab utamanya adalah karena mereka pernah bersentuhan dengan peradaban Islam pada saat terjadi perang salib. Peradaban Islam yang unggul dibidang ilmu penetahuan, adalah guru daripada peradaban Barat. Namun peradaban barat tidak didasari dengan iman kepada Allah swt. Sehingga saat ini, kita sedang menyaksikan peradaban Barat yang sedang meluncur menuju kehancurannya.
Keberhasilan emosi: Hasil penelitian, membuktikan, bahwa keberhasilan seseorang, 80 % disebabkan  oleh kecerdasan emosional. Sedangkan kontribusi kecerdasan intelektual [IQ] hanya 20 %. Dalam literatur Islam, para ‘ulama banyak menulis tentang  tazkiyatun nafs. Pensucian jiwa. Hal ini sangat diutamakan dalam rangka untuk menjadi insan kamil. Insan yang paripurna. Kekuatan emosi, juga merupakan salah satu pilar peradaban Islam.
Keberhasil spiritual: Orang yang benar-benar dicintai oleh Allah swt, adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan spiritual, semangat beribadah, semangat berkorban, semangat berjihad yang kuat. Walau fisiknya kelihatan kurus, lemah dan tidak diperhitungkan menurut pandangan manusia, namun dimata Allah swt, orang tersebut adalah orang yang mulia. Suatu ketika, para sahabat tertawa menyaksikan betis ibu Mas’ud ra, karena terlihat tinggal tulang dan kulit. Namun spontan Rasulullah saw bersabda: demi Allah, bila betis ibnu Mas’ud ditimbang, maka lebih berat daripada gunung uhud. Subhanallah, siapa yang tau berapa ton berat gunung uhud?. Semua ini adalah karena kekuatan spiritual yang dimiliki oleh ibu Mas’ud ra. Kekuatan spiritual, juga merupapak salah satu pilar peradaban Islam.

Karena kekuatan spiritual juga yang menyebabkan para sahabat mempunyai himmah [azam] yang kuat dalam hal: [1] himmahyang kuat dalam tolabul ‘ilmu. [2] himmah yang kuat dalam beribadah. [3] himmah yang kuat dalam berdakwah. [4] himmah yang kuat dalam bertadhiyyah [berkorban]. [5] himmah yang kuat dalam berjihad. Wallahu a’lam.

Pagedangan, 20 Oktober 2012.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar