Senin, 16 Januari 2012

BELAJARLAH WALAU SAMPAI KE NEGERI CHINA

Jangan Sungkan Untuk Belajar Dengan Orang China
Nabi Muhammad saw.:
Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China.
Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan wanita.
Tuntutlah ilmu dari buaian ibu sampai keliang lahat.
Berjalan menuntut ilmu akan mempermudah jalan menuju Sorga.
Kebahagiaan dunia hanya diperoleh dengan ilmu pengetahuan, kebahagiaan akhirat hanya diperoleh dengan ilmu pengetahuan, dan kebahagiaan dunia-akhirat hanya diperoleh dengan ilmu pengetahuan.

QS. Al-Mujadilah: 11

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Iqbal:

Berbuatlah sesuatu sehingga Allah swt., berdiskusi terlebih dahulu dengan engkau sebelum menentukan nasibmu.
Missi kehadiran kita diplanet ini, adalah untuk menjadi wakil Allah swt. [kholifah] [QS. Al-Baqorah: 30], dan untuk memakmurkan planet  bumi. Sangat tidak mungkin kita bisa mengemban kedua tugas berat tersebut, kecuali dengan ilmu pengetahuan.
Bumi ini hanya akan dipusakai oleh hamba-hamba Ku yang sholeh. Terminologi sholeh menurut perspektif Islam, adalah:
1.    Orang beriman yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi alam, berdasarkan ilmu pengetahuan 
       dan teknologi.
2.    Para profesionalis yang beriman.
3.    Memiliki kesholehan pribadi dan kesholehan sosial.

Untuk membumikan ketiga hal tersebut di atas, sangat tidak mungkin, kecuali dilandasi dengan ilmu pengetahuan.

Belajar Dari China
Disebutkan dalam sejarah, pada abad kedua, masyarakat China telah mampu membuat kertas, bubuk mesiu, mesin cetak, dan kompas. Diakui bahwa, keempat temuan tersebut, sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan peradaban China, sehingga dapat menyamai dua peradaban besar lainnya, yaitu peradaban Mesir dan peradaban India.  Keempat temuan tersebut, diakui juga menjadi tonggak peradaban modern saat ini
Awal Kebangkitan Cina
Republik Rakyat China (RRC) dideklarasikan tanggal 1 Oktober 1949 oleh tokoh komunis China terkemuka saat itu, Mao Zedong. Kemudian, sejak Deng Xiaoping naik ke tampuk kekuasaan China, dilakukanlah reformasi ekonomi pada tahun 1978. Sejak itu China terus menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan, rata-rata sebesar 10% pertahun.
Belum lagi besarnya produk domestik bruto (GDP) yang menunjukkan bahwa China menjadi negara terbesar ketiga setelah AS dan Jepang, serta tidak menutup kemungkinan untuk menggeser posisi Jepang menjadi nomor dua setelah AS.
Naiknya Deng Xiaoping ke tampuk kepemimpinan China pada 1978 membawa sejumlah perubahan besar di dalam negeri China. Langkah pertama yang dilakukan Deng Xiaoping adalah persiapan kerangka kekuasaan agar dapat menjalankan empat modernisasi,  yaitu:
1) Modernisasi ilmu pengetahuan, 2) modernisasi teknologi, 3) modernisasi industri, dan 4) modernisasi pertahanan-keamanan. Langkah-langkah berani yang sudah dimulai sejak 1976 tersebut diresmikan dalam Sidang Komite Pusat Partai Komunis China (PKC) ke-11 pada Desember 1978. Sidang tersebut dianggap sebagai turning point yang mengawali suatu proses demistifikasi Mao [Soebagio, 1990].
Berdasarkan keempat modernisasi tersebut di atas, banyak pengamat menilai, sebentar lagi China akan menjadi salah satu negara adidaya dunia, yang bahkan bisa mengancam AS, baik dari segi militer dan terutama dari segi ekonomi. Secara militer, menurut Robyn Meredith dalam The Elephant and the Dragon [Quacana, 2008] hingga 2025, China akan memiliki sumberdaya pertahanan sebanding dengan yang digunakan militer AS kini.
Hal itu bisa dilihat dari anggaran pertahanan yang dikeluarkan pemerintah China. Pada awal 2006, misalnya, China telah mengeluarkan anggaran sebesar 35 miliar dolar AS atau sekitar Rp 560 triliun yang dialokasikan untuk membangun angkatan bersenjatanya. Pada tahun 2008 China menganggarkan 121,9 miliar dolar AS [Rp 1219 triliun; 8,28% APBN]. Bandingkan dengan Indonesia yang hanya menganggarkan 3,6 miliar dolar AS [Rp 36 triliun; 0,24% APBN] pada tahun yang sama. Banyak pihak menilai kesejahteraan ekonomi China akan mengungguli Amerika.
Adapun secara ekonomi, dengan pertumbuhan ekonomi selalu di atas 10 persen [sebelum krisis global], pemerintah China berhasil mengentaskan kemiskinan sekitar 200 juta penduduknya. Pada 2004, pendapatan perkapita penduduk China adalah 1290 dolar AS.

China Pasca Reformasi 1978
Apa yang dirintis Deng Xiaoping sejak 1978 ternyata merupakan titik balik China menjadi sebuah kekuatan ekonomi global yang patut diperhitungkan. Meskipun sempat menimbulkan pertentangan di dalam negeri mengenai arah reformasi, berkat kepemimpinan Deng Xiaoping yang mampu mengatasi pertentangan ideologis yang terjadi, reformasi ekonomi China yang berkaitan dengan lima proses—yaitu desentralisasi, marketisasi, diversifikasi kepemilikan, liberalisasi dan internasionalisasi—dapat dijalankan.
Tiga puluh tahun yang lalu, China punya jejak kaki yang kecil sekali dalam ekonomi global dan pengaruh yang sama kecilnya di luar batas negeri itu, kecuali di beberapa negara yang mempunyai hubungan politik dan militer yang dekat dengannya.
Sekarang, China merupakan kekuatan ekonomi yang luar biasa; pusat industri manufaktur di dunia, penyedia dana paling terkemuka, investor utama di seantero dunia dari Afrika sampai Amerika Latin, serta sumber riset dan pengembangan utama yang semakin luas.
Pemerintah China berada di puncak cadangan devisa yang mencengangkan—lebih dari US$ 2 triliun. Tidak ada satu bisnis di mana pun di dunia yang tidak merasakan dampak pengaruh China, baik sebagai pemasok barang-barang yang murah maupun, yang lebih mengancam lagi, sebagai pesaing yang mahatangguh. Di Indonesia, masyarakat kelas menengah, di dalam rumahnya terdapat ±200 produk. 90 % dari produk tersebut, adalah  produk China. Artinya, hampir disetiap sudut rumahnya, terdapat produk China.
Semua ini menimbulkan pertanyaan, akankah China pada akhirnya bakal menggantikan Amerika Serikat sebagai hegemon dunia, peletak dan penentu arah ekonomi global?

Rahasia dibalik kebangkitan ekonomi China
Yang paling mendasar dalam mengawali kebangkitan China, adalah semangat enterpreunership dari sebagian besar rakyat China. Disebutkan, di suatu Provinsi di China, 9 dari 10 KK, adalah pengusaha. Artinya semangat menjadi pengusaha sangat menonjol disebagian besar rakyat China. David McClelland berpendapat: suatu Negara akan mejadi makmur secara ekonomi bila mempunyai pengusaha paling sedikit 2 % dari total penduduknya. Standar 2 % ini dipastikan telah terlampaui di negeri China. Di Indonesia saat ini diperkirakan hanya 400.000 orang yang menjadi pengusaha atau sekitar 0,18% dari total penduduk sebanyak 220 juta jiwa. Menurut laporan Global Entrepreneurship Monitor [GEM], Singapura memiliki entrepreneurship sebanyak 7,2% dari total penduduknya. Amerika Serikat memiliki 6 juta entrepreneurship dari total penduduknyk sebanyak 280 juta, atau 2,14%. Untuk mencapai angka 2%, Indonesia membutuhkan 4,4 juta entrepreunership [Dr. Ir. Ciputra].

Masih sangat banyak peluang. Cukup banyak orang pintar di negara kita, tetapi masih sangat sedikit yang manjadi entrepreneurship. Kita tentu tidak rela sekian lama sumber daya kita dikuras oleh entrepreneurship dari negara lain. Sampai kapan kita akan menjadi penonton atau pembantu dinegeri sendiri?.

Kenapa harus menjadi pengusaha?. Alasannya:
Rasulullah saw., mengatakan: 9 diantara 10 rahmat Allah didunia ini diperoleh dengan cara berwiraswasta. Bukan menjadi pegawai pemerintah. Kalau ingin tetap di zona nyaman [Zona Comfort], maka pilihannya adalah menjadi pegawai pemerintah. Setiap awal bulan pasti mendapatkan gaji yang telah ditetapkan jumlahnya. Tidak lebih dari standar kehidupan normal.  Seorang teman yang bekerja dikawasan elit Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi [PUSPIPTEK], Serpong, berkata kepada saya, bahwa sebagai seorang pegawai pemerintah bergelar S2, dan alumni luar negeri, dengan seorang istri dan tiga orang anak, gajinya hanya bisa bertahan selama 10 hari. Selebihnya Allah yang mengatur, pasrah. Padahal harga-harga kebutuhan pokok, terus bertambah, sementara persentase kenaikan gaji pegawai pemerintah, tidak sebanding dengan kenaikan harga kebutuhan pokok. Disejumlah Negara Asean, standar gaji pegawai pemerintahan di Indonesia termasuk paling rendah dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia. Padahal sumber daya alam yang kita miliki, jauh melimpah, mulai dari emas, tembaga, perak, minyak mineral, gas alam, ikan, mutiara, rumput laut, kelapa sawit, karet, dan sebagainya.
Kenalan yang lain mengatakan: bila seorang pegawai pemerintah di Indonesia memiliki kekayaan yang tidak normal, maka hanya ada lima kemungkinan penyebabnya, yaitu: 1) mendapatkan warisan, 2) nikah dengan keluarga kaya raya, 3) mendapatkan undian, 4) berwiraswasta, dan 5) korupsi. Sebagian besar orang percaya, bahwa bila pegawai pemerintah mempunyai kehidupan yang kaya, maka  kemungkinan ke 5 lah penyebabnya, alias korupsi.
Bebagai macam cara telah ditempuh dalam rangka untuk mengurangi tingkat korupsi di Indonesia, namun bukannya semakin menurun, bahkan semakin menggila dengan diversifikasi cara yang cukup beragam.

Belajar dari China
Naiknya Hu Jintao menggantikan Jiang Zemin, yang berkuasa di China pasca Deng Xiaoping, pada Kongres PKC ke-16, Hu Jintao menyiapkan 100 peti mati. Sambil berkata: 99 peti untuk para koruptor, dan satu peti lagi bila saya yang korupsi. Subhanallah, possible kah hal ini diterapkan di Indonesia. Kalau kita sepakat, bahwa tingkat korupsi dinegara tercinta ini telah mencapai tingkat yang sangat kronis, maka apakah tidak sebaiknya cara Hu Jintao kita ikuti?.
Bukankah Nabi kita Muhammad saw., mengatakan: belajarlah walau sampai kenegeri China. Kalau begitu, mari kita belajar cara memberantas korupsi versi Hu Jintao. Atau bila tidak, saya khawatir, tingkat kejengkelan rakyat yang sudah jenuh menyebabkan adanya kesadaran yang sama untuk melakukan pengadilan jalanan terhadap para koruptor dan anggota keluarganya. Didunia ini, tidak ada kekuatan militer yang mampu mengalahkan people power. Contoh people power yang masih segar dalam ingatan kita, adalah tumbangnya Reza Pahlavi di Iran, Marcos di Philipna, Soeharto di Indonesia, Husni Mubarok di Mesir, dan Muammar Qadafi di Libiya. semuanya tumbang dengan people power. Tanda-tanda people power di Indonesia saat ini semakin jelas, antara lain masyarakat telah berani melawan polisi, bahkan sampai membunuh polisi, juga telah bernai melawan tentara. Untuk menghakimi para koruptor diluar pengadilan, tinggal menunggu waktu. Kepercayaan masyarakat kepada sisitem pengadilan semakin rendah.

Orang yang berakal, lebih memilih kehormatan pribadi dan keluarga, dari pada harta melimpah tapi diperoleh dengan cara korupsi. Wallahu a’lam.

Pegedangan, 16 Januari 2012.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar