Jumat, 20 Januari 2012

TIGA TAHUN BARU

Perayaan Tahun Baru Masehi Di Monas
Nabi Muhammad saw.
Dua nikmat yang sering diabaikan manusia, nikmat waktu dan kesehatan [Al-Hadist].
Perputaran waktu bersifat positip, artinya, jarum perputaran waktu tidak bisa diputar mundur. Bila telah berlalu, maka tidak ada satupun kekuatan yang mampu mengembalikannya. Waktu adalah kehidupan. Prestasi kehidupan kita saat ini merupakan buah dari pemanfaatan waktu. Demikian pula dengan prestasi kita dimasa yang akan datang, sangat tegantung pemanfaatan waktu saat ini.

Tiga periode waktu
Pertama, masa lalu: dijadikan sebagai bahan renungan atau sebagai bahan pembelajaran. Bila kita isi dengan kebaikan,maka wajib disyukuri, namun bila tidak, maka wajib beristghfar sambil menyesali kekhilafan dimasa lalu unutk tidak terulang kembali. Tidak perlu disesali karena telah berlalu.
Kedua, masa kini: dalam bahasa Inggeris disebut present, artinya hadiah. Hadiah karena kita masih diberikan kesempatan oleh Allah swt., untuk merajut kehidupan, mengisi dengan berbagai kegiatan yang positip dalam rangka mengaplikasikan tugas kita sebagai hamba dan kholifah Allah swt., dan untuk memakmurkan bumi ini. Indikator orang sukses, bila pandai memanfaatkan waktu. Formula Pareto:  lakukan peningkatan pemanfaatan waktu sebanyak 20%, maka kita akan merasakan keberhasilan sebayak 80%. Brain Tracy mengatakan: perhitungan pemanfaatan waktu seharusnya bukan lagi menghitung bulan, minggu, hari atau jam, melainkan kita harus sangat kritis dalam mengisi waktu kita menit demi menit.
Ketiga, masa akan datang: tiada seorangpun yang mampu menjamin apakah besok, lusa, atau pecan depan dan seterusnya, dia masih bernapas atau sudah dijempu Malaikat pencabut nyawa. Bagi seorang muslim, kaitannya dengan waktu yang akan datang, kita diwajibkan untuk membuat perencanaan, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Hasy: 18. Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu, dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah disiapkan untuk hari esok.

Dalam QMS [quality Management System], dikenal istilah PDCA.
P: plan your quality system. Bisa juga dimaknakan, persiapkan masa depanmu.
D: do day to day. Artinya setiap hari [present time] tiada waktu untuk menganggur. Tiada waktu yang terbuang sia-sia.
C: control setiap kegiatan Anda. Bisa juga dimaknakan, lakukan muhasabah setiap hari. Umar bin Khottab ra., mengatakan hisablah dirimu sebelum engkau dihisab oleh Allah swt. Muhasabah ini bisa dijadikan sebagai tools to improve, sarana untuk meningkatan diri.
A: action, dalam rangka improvement setelah dilakukan pengontrolan atau muhasabah.

Momen Pergantian Tahun
Dalam kurun waktu tiga bulan, antara bulan Nopember 2011-Januari 2012. Kita melewati tiga tahun baru. Tahun baru Islam tanggal 27 Nopember, tahun baru Masehi 1 Januari 2012, dan tahun baru China [Imlek 2563] tanggal 23 Januari 2012.

Tahun baru Islam
Dasar penentuan tahun baru Islam, adalah proses hijrahnya Rasulullah saw., dan para shahabat radhiyallahu anhum ajma’in [semoga Allah ridho kepada mereka semua]. Mereka telah mendemonstrasikan hijrah secara fisik dan maknawiyah. Mereka rela meninggalkan tanah kelahiran yang sangat mereka cintai [salah satu keistimewaan bangsa Arab, adalah sangat mencintai tanah kelahiran mereka]. Bahkan rela meninggalkan keluarga dan harta kekayaan, demi ketho’atan kepada perintah Rasulullah saw., demi kehormatan aqiedah dan agama mereka [QS. Al-Hasyr: 8].

Makna hijrah, adalah rela berkorban untuk berubah, untuk menyiapkan komunitas Islam dalam usaha untuk memimpin dunia, karena agama ini diturunkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Hijrah bisa juga diartikan, melakukan improvement terus menerus, berproses terus sampai terbentuknya khilafah Islamiyah. Tiada peradaban besar didunia ini yang tidak diawali dengan proses hijrah [migrasi]. Orang Madura bilang: anak pohon pisang bila tidak dipisahkan dari induknya, maka buahnya pasti kecil. Untuk menghasilkan buah pisang yang besar, maka anak pohon pisang harus dipisahkan dari induknya. Bukankan ini salah satu makna dari hijrah?. Bangsa yang besar dibangun oleh orang-orang yang mengalami proses hijrah. Terbentuknya peradaban Islam diawali dengan proses hijrah. Amerika Serikat dan Australia sebagai contoh negara modern saat ini, dibangun oleh bukan penduduk asli AS dan Australia, melainkan oleh orang-orang yang berhijrah.

Bukti kekalahan
Tahun baru Islam 1433 H kali ini kurang lebih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Tiada nilai marketnya [kalau da’wah diasumsikan sebagai bisnis]. Semarak penyambutan tahun baru Hijriyah, masih didominasi dengan praktek-praktek kemusyrikan. Memandikan benda-benda pusaka dibeberapa kraton, mulai dari kraton Cirebon, Yogya, dan Solo. Di Yogya, pada malam 1 Muharram 1433 H ada ritual memutari benteng semalam penuh dengan tanpa berbicara. Sedikit melegakan, dalam menyambut tahun baru Islam 1434 H, ada acara dzikir bersama di masjid At-Tin Jakarta. Setelah itu semarak hijriyah hilang bagai ditelan bumi tujuh lapis.


Ditempat terpencil, di Pagedangan, Tangerang. Tepatnya di Masjid Nurul 'Ulum, ada yang sedikit berbeda. Dalam menyambut tahun baru Islam 1433 H pengurus DKM melaksanakan serangkaian kegiatan. Mulai dari lomba berenang, lomba mewarnai, lomba pidato, lomba memasak nasi goreng bagi bapak-bapak, pengobatan bekam dan reflexy, muhasabah khusus Muslimah, bazaar,  santunan anak yatim dan dhuafa. Acara ditutup dengan tabligh akbar. Kegiatan ini cukup memberikan harapan bagi pembentukan millah islamiyah di Pagedangan, Tengerang dan sekitarnya.  Namum secara nasional, kita ummat Islam Indonesia masih kurang peduli terhadap makna hijriyah sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh pendahulu kita, Rasulullah saw., dan para shahabat ra.

Bagaimana dengan tahun baru Masehi?. Sekitar 2 [dua] pekan menjelang tahun baru Masehi, publikasi yang didominasi oleh media cetak dan elektronik, dengan gagahnya mengiklankan berbagai acara dalam rangka menyambut tahun baru Masehi. Mulai dari musik, film, kembang api, dan sejumlah kegiatan yang dikemas dengan penuh keberanian sebagai penjelmaan ideology kemusyrikan. Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan, walau mereka paham bahwa sebagian besar rakyat Indonesia masih hidup dibawah garis kemiskinan. Lantas siapa followernya [pengikutnya]?. Kita akui, ummat Islam bagaikan buih ditepi samudra, banyak tapi tidak memiliki karakter sebagaimana karakter para pendahulu kita. Kitalah followernya. Kita kalah, masih rela ikut memeriahkan penyambutan tahun baru Masehi. Ini merupakan kekalahan ideologi. Kekalahan izzah. Kehormatan kita menjadi rendah dihadapan kaum yang lain.

Diantara penyambutan tahun baru Islam & Masehi, ada kegiatan Natal bagi kaum Nasrani tanggal 25 Desember 2011. Beberapa tokoh Islam, baik dari partai politik Islam, maupun para birokrat, ikut memberikan ucapan selamat Natal kepada kaum Nasrani, walau mereka paham bahwa hal ini bertentangan dengan aqiedah Islam.Tahun 1980 an, Hamka rela melepaskan jabatannya sebagai ketua MUI pusat demi mempertahankan kehormatan dan aqiedahnya, dan tetap mengharamkan memberikan ucapan selamat natal kepada kaum Nasrani. Diperlukan tokoh-tokoh da'wah yang memiliki kepintaran dan keberanian seperti Hamka.

Ada sedikit yang menggembirakan, di Masjid Nurul ‘Ulum Pagedangan, Tangerang. Kita menyambut tahun baru Masehi dengan melaksanakan Muhasabah dan  lomba cerdas cermat untuk bapak-bapak sampai tepat tengah malam. Alhamdulillah, ada sedikit harapan. Insya Allah kita akan terus merajut haparan ini sampai tegaknya izzah islamiyah dipermukaan bumi ini. Allah swt., tidak melihat hasil yang kita capai, tetapi melihat proses dan progres yang kita lakukan.

Bagaimana dengan tahun bari China?. Sama dengan tahun baru Masehi. Mulai pekan lalu, tepatnya  pekan  kedua Januari 2012, dua pekan menjelang Imlek tanggal 23 Januari 2012, sebagian kota-kota besar di Indonesia telah didominasi warna merah, lampion, dan sebaginya. Tentu saja sama dengan tahun baru Masehi, yaitu ditopang dengan publikasi dari media cetak dan elektronik. Beberapa stasiun TV telah menampilkan berbagai acara yang dikemas dengan ornament-ornamen imlek, dan content acara yang relevan dengan imlek. Berbeda dengan publikasi tahun baru Islam.

Muhammad saw.
Barang siapa yang mengikuti tingkah laku, perbuatan dan pola pikir ummat lain, maka dia bagian dari ummat itu [Al-Hadist].
Na’udzubillah, semoga kita terhindar dari praktek-praktek kehidupan yang mengikuti kaum diluar Islam. Wallahu a'lam.

Pagedangn, 20 Januari 2012.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar