Sabtu, 21 Januari 2012

SEDEMIKIAN SULITKAH MENGATUR ORANG JAKARTA?

Mari Bermimpi Jakarta Seperti Ini

Nabi Muhammad saw
Sesungguhnya Allah mencintai orang yang betaubat dan orang yang mensucikan diri.
Allah mencintai pekerjaan yang dikerjakan secara profesional.

Allah swt., menciptakan alam semesta, mulai dari mikrokosmos sampai makrokosmos dalam keteraturan yang sempurna dan penuh dengan hikmah, serta mempuyai banyak pembelajaran yang dapat diambil dari keteraturan tersebut. Siapapun diantara kita, pasti senang dengan keteraturan. Keteraturan merupakan sunnatullah. Keteraturan dimulai dari keteraturan pribadi, rumah tangga, masyarakat dan Negara. Benda-benda kecilpun, seperti atom, senyawa kimia, sampai benda super besar Galaxy Milkiway semuanya menunjukkan keteraturan. Susunan tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya juga penuh dengan keteraturan yang konsisten, berlaku universal.
Penelitian membuktikan, bahwa keteraturan dapat meningkatkan kenyamaman, mencegah berbagai macam penyakit, mencegah depresi, dan meminimalisir human error [kesalahan yang ditimbulkan oleh manusia]. Namun disinilah letak permasalahannya, ada juga sebagian diantara kita yang tidak senang dengan keteraturan. Berarti ketidaksenangan tersebut tidak sesuai dengan sunnatullah.

Penumpang Kereta Api
Kita salut dengan PT. KAI, telah melakukan berbagai terobosan untuk menertibkan [mengatur] manusia yang naik di atas gerbong kerata api, demi keselamatan dan kenyamanan mereka. Mulai dari razia aparat gabungan, penyemprotan cairan berwarna, sampai pemasangan bola-bola beton agar penumpang tidak naik di atas gerbong kereta api. Sudah banyak kecelakaan yang terjadi dan kematian adalah kata akhirnya.  Tetapi tetap saja ada penumpang yang naik di atas gerbong. Pertanyaannya, apakah sedemikian sulit mengatur orang Jakarta?. Perlu shok terapi?.

Transaksi pembayaran tiket tol
Terjadi transaksi pembayaran tiket yang cukup cepat antara pengemudi yang berpakaian rapih [mungkin seorang boss] dan petugas jalan tol. Didepan mobil terlihat petugas kebersihan sedang membesihkan jalan sekitar gerbang tersebut, disekitar gerbang terlihat bak sampah. Disekitar jalan tol terlihat tulisan dilarang membuang sampah dijalan tol. Apa yang terjadi?. Sang pegemudi, dengan santainya membuang tiket jalan tol, dan mengotori jalan yang sedang dibersihkan. Sedemikian hilangkah rasa empati kita terhadap petugas kebersihan?. Pertanyaannya, apakah sedemikian sulit mengatur orang Jakarta?. Perlu shok terapi?.

Mobil mewah
Penumpang dimobil mewah sedang makan rambutan, atau minum air mineral kemasan. Tiba-tiba membuka kaca mobil dan dengan santainya membuang sampah dijalan, yang setiap hari dibersihkan oleh petugas kebersihan kota. Pertanyaannya, apakah sedemikian sulit mengatur orang Jakarta?. Perlu shok terapi?.
Bila kita nongkrong dipinggiran sungai Ciliwung, Jakarta. Tidak dibutuhkan waktu yang lama untuk menyaksikan penduduk sekitar sungai berdatangan untuk membuang sampah, seakan tidak ada ekspresi kesalahan terlihan diwajahnya. Membuang sampah di sungai, bebas saja, tanpa harus merasa bersalah, apalagi berdosa. Pertanyaannya, apakah sedemikian sulit mengatur orang Jakarta?. Perlu shok terapi?.

Dibandara Internasional Soekarno Hatta

Diterminal Satu, kita menyaksikan antri calon penumpang pesawat yang tidak teratur. Calon penumpang sedang cek in, tiba-tiba diserobot oleh calon penumpang lainnya, sementara petugas bandara tidak melakukan tindakan apapun. Katanya ini bandara internasional, tetapi perilaku penumpangnya tidak atau belum bisa dikatakan beradab. Kita berharap, ditempat-tempat pelayanan umum, semestinya orang-orang  yang paham otomatically mengatur diri untuk antri. Pemandangan sangat kontras ketika terjadi bencana nuklir di Jepang tahun 2011 yang lalu. Dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, mereka rakyat Jepang memperlihatkan kepada masyarakat dunia, bahwa apapun penderitaan yang mereka alami, mereka masih antri dengan tertib ketika dilaksanakan pembagian bantuan. Dalam kondisi darurat, mereka masih mampu mengajarkan kepada dunia, bahwa teratur itu nyaman. Bagaimana dengan kondisi kita di Indonesia?. Kondisi normal saja kita masih sulit antri, apalagi dalam kondisi darurat. Tidak terlalu jauh dari terminal satu, diterminal dua bandara Soekarno Hatta, kita melihat pemandangan antri cek ini yang sangat kontras dibandingkan dengan di teminal satu. Pertanyaannya, kenapa bisa berbeda?. Apakah memang manajemen terminal satu berbeda dengan terminal dua?. Ataukah perilaku calon penumpangnya yang berbeda. Diteminal dua, kita melihat calon penumpang otomatically mengatur diri untuk antri pada saat cek in. Berbeda dengan di teminal satu.

Kesengsaraan Orang Jakarta
Ada enam kesengsaraan orang Jakarta: pertama, pencemaran lingkungan sudah mencapai tingkat yang mencemaskan. Kedua, tingkat kriminilitas cukup tinggi. Ketiga, biaya pendidikan yang tinggi. Keempat, pelayanan transportasi umum masih memprihatinkan. Kelima, biaya kesehatan cukup mahal. Keenam, setelah maninggal dunia, mau dikubur pun sulit. Pertanyaannya: dimana letak kesenangan tinggal di Jakarta?.

Pengalaman Diluar Jakarta
Tahun 1993 yang lalu, saya pertama kali ke kota Padang, Sumatera Barat. Ketika itu kota Padang baru saja menerima anugerah Adipura Kencana dari Bapedal [sekarang Kementerian LH]. Seorang teman, asli orang Padang, dengan bangganya mengatakan: kota Padang mendapat Adipura Kencana karena menerapkan doktrin, kebersihan adalah sebagian dari pada iman. Tulisan tulisan kebersihan adalah sebagian dari iman dipasang hampir disetiap sudut jalan. Dengan berkelakar saya berkata: bukan Cuma itu penyebabnya. Penyebab lainnya adalah karena yang tinggal di Kota Padang saat ini hanyalah orang-orang yang memang sudah paham arti dan makna kebersihan. Sedangkan sebagian besar orang Padang saat ini sudah hijrah ke Tanah Abang Jakarta. Akibatnya, Tanah Abang menjadi jorok karena isinya adalah orang-orang Padang yang belum paham arti dan makna kebersihan. Teman saya sambil tertawa, mengatakan benar juga ya. Tapi saya bilang itu menjadi tugas Pemda DKI Jakarta untuk meningkatkan kesadaran warga Jakarta, akan arti dan makna kebersihan.
Kalau begitu, salahkah kalau kita mengatakan: orang Jakarta belum paham arti dan makna kebersihan?. Salahkah, kalau kita mengatakan: orang Jakarta masih sulit diatur?. Sementara kalau kita bepergian keluar Jakarta, dengan bangganya kita memperkenalkan diri sebagai orang Jakarta. Kalau saya, terus terang malu mengatakan sebagai orang Jakarta. Lebih senang mengatakan, saya berasal dari Pagedangan, Tangerang.
Tahun 2011 saya ke Manado, Sulawesi Utara. Tahun 2011 Kota Manado dinobatkan sebagai salah satu kota terbersih seluruh Indonesia, surprise. Mayoritas penduduk Manado menganut agama Nasrani, jarak antara satu Gereja dengan Gereja lainnya cukup dekat. Adakah orang Manado mengatakan bahwa di dalam Kitab Injil mereka ada perintah untuk menjaga kebersihan?. Menurut saya, komitmen bersamalah yang menjadi penyebab utamanya. Komitmen antara Pemda dan masyarakat. Dan Kepemahaman masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan kota. Tentu saja hal ini karena masyarakat telah paham arti dan makna kebersihan. Di kota Manado, jadwal masyarakat untuk  membuang sampah diatur dengan ketat.

Pengalaman kongkrit
Saya antri di depan lift suatu gedung pencakar langit di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta. Didepan lift saya melihat dua tong sampah. Yang satu bertuliskan sampah organik, yang satu lagi  sampah anorganik. Iseng-iseng saya lihat isinya. Subhanallah, tong sampah yang bertuliskan sampah anorganik isinya sisa-sisa nasi bungkus, daun pisang, dan bahan organik lainnya. Pertanyaannya, apakah orang Jakarta belum bisa membedakan antara sampah organik dan anorganik?. Sedemikian rendahkah tingkat intelektual orang Jakarta?.

Tinjauan Manajemen
Dalam QMS [Quality Management System], dikatakan: kesuksesan suatu sistem bila didalamnya terdapat empat hal, yaitu: orang-orang yang mempunyai komitmen yang tinggi, team work, konsisten, dan continouse improvement. Mungkin keempat hal ini yang belum dimiliki oleh orang Jakarta, termasuk personel Pemdanya. Tugas Pemda DKI Jakarta untuk memberikan pemahaman kepada penduduk Jakarta, agar meningkatkan komitmen, team work, konsistem dan perbaikan terus menerus untuk hidup teratur. Karena hidup dengan teratur ternyata NYAMAN. Tidak bosan berpikir kreatif mencari terobosan-terobosan baru agar orang Jakarta mau diatur. Tentu saja diawali dengan personel Pemdanya, untuk memulai hidup teratur. Karena Pemda sesungguhnya adalah pelayan masyarakat. Yang memiliki wilayah ini adalah rakyat, sedangkan Pemda [termasuk politikus] adalah wakil rakyat. Posisi wakil rakyat lebih rendah daripada rakyat. Jangan dibalik. Diperlukan KOMITMEN BERSAMA. Dan semuanya butuh proses, walau orang mengatakan sudah terlambat. Tidak ada kata terlambat untuk melakukan perubahan [perbaikan]. Banyak contoh penataan kota yang berhasil  di negara lain, yang tadinya sangat tidak teratur. Karana antara pemerintah dan rakyatnya mempunyai komitmen yang sama, maka kota dinegara tersebut menjadi nyaman. Presiden Iran, Ahmadinejad sebagai contoh. Salah satu penyebab kemenangannya dalam pemilihan Presiden Iran, adalah kesuksesannya mengatur kota Teheran pada waktu beliau menjadi Wali Kota Teheran.

Bumi ini hanya akan diwariskan kepada Hamba-hambu Ku yang Sholeh. Sesungguhnya, kenikmatan taman-taman Sorga sudah bisa kita mulai dari menciptakan taman-taman indah di permukaan bumi ini. Sebagai orang  beriman dan bertaqwa, mari kita ciptakan taman-taman sorga di wilayah kita. Taman-taman Sorga dalam pengertian yang relative, karena kenikmatan Sorga sungguh tidak bisa dibandingkan dengan kenikmatan dunia. Tapi mari kita mulai hidup teratur karena Allah swt., mencintai semua perbuatan baik [hidup teratur] yang dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan. Wallahu a’lam.

Pagedangn, 21 Januari 2012.


1 komentar: