Sabtu, 14 Januari 2012

MENJEMPUT REZKI


Semua Kebahagiaan Membutuhkan Ilmu
QS. Fatir: 2
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”.

QS. Saba: 39
“Katakanlah: Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang di kehendakiNya di antara hamba-hambaNYA dan menyempitkan bagi [siapa yang di kehendakiNya]. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi Rezki yang sebaik baiknya”.
Pada abad pertengahan, seorang murid yang berprofesi sebagai saudagar, melakukan perjalanan bisnis secara rutin. Setiap bulan saudagar tersebut pulang kampung untuk menimba ilmu kepada gurunya di suatu masjid.
Suatu ketika dalam perjalanan bisnisnya, saudagar tersebut melihat sesuatu yang mencurigakan berlangsung di sebuah goa. Dalam goa tersebut terlihat seekor musang yang tergeletak karena sakit. Sesaat kemudian datang seekor burung untuk memberikan makanan kepada musang tersebut. Hal ini berlangsung secara rutin.
Spontan saudagar tersebut merenung [bertafakkur]: kalau musang saja sebagai makhluk rendah yang tidak berdaya dijamin rezkinya oleh Allah swt., kenapa saya sebagai manusia [makhluk yang lebih tinggi daripada binatang], tidak dijamin rezkinya oleh Allah swt.?. Kalau begitu lebih baik saya berdiam diri dikampung halaman saya, sambil mendalami ilmu pengetahuan. Insya Allah rezki saya pasti dijamin oleh Allah swt.  Dengan kata lain, lebih bail belajar menuntut ilmu daripada berbisnis. Keputusannya: berhenti berbisnis, beralih profesi menjadi penunutt ilmu.
Sekian lama tidak melakukan perjalanan bisnis, kemudian gurunya bertanya: kenapa engkau tidak melakukan perjalanan bisnis?. Saudagar tersebut menceritakan kejadian yang dialami, dan menjelaskan hasil pernungan dan kesimpulannya.
Guru berkata: engkau benar, sekaligus salah.
Benar, karena pada hakekatnya semua makhluk dipermukaan bumi ini dijamin rezkinya oleh Allah swt.
Salah, karena kenapa engkau tidak berpikir untuk bertindak sebagai burung yang menjadi perpanjangan tangan Allah untuk menghidupi makhluk ciptaan Nya?.
Spontan saudagar berubah sikap, untuk kembali menjadi pebisnis, yang bisa sekaliguas menjadi wakil Allah untuk memberi rezki kepada makhluk ciptaan Nya.
Berbahagialah bila kita seorang muslim, apalagi seorang muslim bertaqwa yang berptrofesi sebagai enterpreuner [Pengusaha]. Harta akan kebih baik bila ditangan orang bertaqwa, demikian sabda Nabi kita Muhammad saw.
Kalau kita menganggap bahwa berbisnis adalah berjihad di dunia, maka kita akan mendapatkan beberapa keuntungan: diantaranya, dapat melakukan berbagai macam ibadah yang membutuhkan biaya tidak sedikit, misalnya ibadah haji, berkorban, dan sebagainya. Dan masih banyak lagi ibadah lainnya yang membutuhkan harta yang banyak. Selain itu kita mempunyai izzah [kehormatan], apalagi bila harta yang kita peroleh dijadikan sebagai sarana untuk menghidupi makhluk ciptaan Allah swt., tangan di atas lebih baik [terhormat] daripada tangan dibawah. Bahkan Nabi kita Muhammad saw., bersabda: tiap pagi dua Malaikat mendatangi kita, berdo’a: ya Allah tambahkan rezki bagi orang yang berinfak hari ini. Malaikat yang satu lagi berdo’a: ya Allah hancurkan rezki orang yang pelit hari ini.  Nabi kita Muhammad saw., juga bersabda, harta yang melimpah akan lebih baik bila berada ditangan orang bertaqwa. Salah satu cirri orang bertaqwa, adalah gemar berinfak.
Formula menjemput rezki:
Ikhtiar yang sungguh sungguh, berbisnis secara professional, banyak berdo’a, banyak bershalawat kepada Nabi, banyak beristighfar, pandai memanage waktu, banyak beribadah, banyak berinfak, terus belajar meningkatkan kompetensi, dan tidak istikbar sebagaimana Karun, yang mangatakan bahwa harta yang dimilikinya karena ilmu bisnisnya yang hebat. Semuanya kita kembalikan kepada Allah, swt., bahwa pada hakekatnya, segala sesuatu yang berada dilangit, dibumi dan diantara langit dan bumi, adalah milik Allah swt.
Pada saat krisis tiba, sebagai  muslim yang bertaqwa, haruslah merasa yakin dan tetap tenang.Tidak gundah atas berita yang beredar di media masa, tidak turut serta menggaungkan senandung yang sama dengan kaum yang lain, kita mempunyai sikap yang unik dan berbeda dengan kaum yang lain, alasannya karena kita  punya keyakinan yaitu semuanya milik ALLAH, PEMILIK SEGALA KEPUTUSAN, dan PEMBERI REZKI.
Rugi sekali bagi seorang muslim, apalagi kalangan pengusaha muslim khususnya, bila meninggalkan kekuatan Allah swt., mengabaikan faktor do’a, dan faktor spiritual lainya yang bisa menjadikan kita menjadi pengusaha yang tangguh.
Banyak sekali hadist Nabi maupun kisah sahabatnya yang memberikan gambaran bagaimana seorang muslim berdo’a, kesemuanya merupakan karuniaNYA agar ummat islam khususnya para pengusahanya agar memiliki pegangan dan panduan dalam melangkah di kehidupan dunia ini, menjadi pengelana yang tak akan tersesat di antara ujian kehidupan berupa kelapangan maupun kesempitan.
Abdullah bin Mas’ud ra berwasiyat kepada anaknya, untuk membaca surat Al Waqi’ah setiap malam, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat Al Waqi’ah setiap malam, maka dia tidak akan tertimpa kefakiran”
Kekayaan dan kekafiran, keduanya merupakan realitas kehidupan, merupakan ujian dari Allah swt., terminal goalnya: apakah kekayaan dan kefakiran dapat menghantarkan kita menuju kematian yang khusnul khotimah atau tidak?. Semoga Allah swt., memberkati kehidupan kita. Wal aqibatu lil muttaqien.

Nabi Muhammad saw. :
Kebahagiaan dunia dicapai dengan ILMU.
Kebahagiaan akhirat dicapai dengan ILMU.
Kebahagiaan dunia-akhirat dicapai dengan ILMU.
Karena itu formula untuk mencapai kebahagiaan dunia-akhirat, adalah dengan cara belajar, belajar, dan belajar, walau sampai kenegeri China. Wallahu'alam.


Pagedangan, 14 Januari 2012 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar